Amarah Ibu

Ibu gemar sekali bercerita,
membuat puisi,
menulis naskah drama,
merangkai kata-kata indah sebagai ungkapan cintanya

Tapi, ibu juga gemar mengomel
kerap marah-marah, sampai aku bosan dengar
“Marah itu tandanya sayang”, begitu Ibu bilang
Sayang macam apa?, pikirku tak paham
Ibu juga bilang, “Marah itu tanda peduli”
Peduli macam apa?, tambah tak paham lagi

"Kamu pasti akan rindu" ucap ibu di sela tangisku karena gertakannya
"Rindu apa?"
"Rindu dimarahi, Ibu minta maaf ya nak" Ibu mendekat, membelai halus rambutku.

---

'Iya, benar Bu', ucapku lirih sambil menahan isak, 'aku rindu mendengar amarahmu'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#bukanpuisi: Dialog di Perjalanan

#bukanpuisi: Rindu