Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Siapapun kita, kita adalah GURU

kok pengen jadi guru? kalimat yang mungkin tak jarang terlontar dari mulut sebagian dari kita. Guru, profesi yang sebagian orang menghindarinya dengan alasan gaji yang rendah dan susah-payah yang tak sebanding dengan hasil materi yang didapatkan. Guru, begitukah? sesempit itukah pandangan terhadap guru? Siapapun kita, kita adalah GURU. Guru yang mencoba mengerti, memahami dan berbagi, Siapapun kita, kita adalah GURU. Inspirasi bagi banyak orang, percaya bahwa hidup mempunyai arti, Siapapun kita, kita adalah GURU. Berbagi cerita, layakkah sebuah sejarah terulang lebih dari satu kali Siapapun kita, kita adalah GURU. Tak selalu perlu huruf untuk dapat membaca, tak selalu perlu suara untuk dapat mendengar, hanya selalu butuh hati yang selalu menyadari, Siapapun kita, kita adalah GURU. Yang siap dimaki, saat hal baik kita dianggap mengacaukan urusan pribadi Siapapun kita, kita adalah GURU. Obor yang tak akan pernah mati, Siapapun kita, kita adalah GURU. Guru untuk bangsa ini, guru ...

Nyari Koran

Hal yang menurut orang lain sangat tidak penting dan sangat membuang waktu, bisa berarti sangat penting bagi kita. jumat 5 April 2013. Aku sama Muti baca koran edisi hari sebelumnya. berita tentang kronologis pembocoran sprindik salah satu tokoh politik, dan disitu tertera tanggal 9 Februari adalah hari dimana sprindik tersebut tersebar di media massa. Saat itu juga aku langsung nyari koran 9 Februari. Hingga pada akhirnya setelah lelah mencari tidak ketemu juga, haha. Bahkan sempet dikira kena hukuman suruh ngerapiin koran perpus.

IBU

Ada satu hal yang membuatku tak pernah enggan bercerita tentang beliau. Beliau begitu hebat. Ya, hebat. meskipun bukan orang besar, meskipun bukan orang terkenal, aku begitu mengaguminya. "kata mereka diriku slalu dimanja, kata mereka diriku slalu ditimang" . Aku memang sudah tak ingat lagi bahwa aku terlahir darinya, bahwa aku pernah menangis saat pertama mengenal dunia, disampingnya, bahwa aku adalah orang yang mungkin ditunggu kebahagiaannya. Aku tak ingat lagi saat aku merengek dengan suatu hal karena aku belum bisa bicara sebagaimana manusia dewasa umumnya, aku tak ingat lagi kapan pertama kali aku mengucapkan panggilan untuknya sebagai seorang ibu. Tapi, aku selalu percaya bahwa beliau, dia, adalah sosok itu, seorang ibu yang selalu tau bahwa aku mencari perhatiannya, yang selalu sabar mendengar celotehan kecilku, dulu. Bahkan tetap bisa menyimpan sayangnya meski kadang aku begitu mengesalkan, menjengkelkan, dengan rengek manjaku, aku begitu merepotkan. Bagaimanapu...